Sabtu, 01 September 2012

Belajar Atasi Fakir Miskin, DPR Kunjungi China dan Australia

Jakarta Anggota Komisi VIII DPR mencari cara untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Berbekal draf RUU Fakir Miskin yang masih setengah jadi, rombongan komisi VIII DPR bertolak ke Australia dan China.

Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Gondo Radityo Gambiro bertolak ke Australia dan China pada hari Minggu (17/4/2011). Rombongan akan melakukan tour ke dua negara tersebut hingga 24 April 2011.

Kunjungan Komisi VIII DPR ini mungkin bertujuan mulia. Namun rombongan Komisi VIII tak sempat berpamitan kepada rakyat Indonesia melalui media.

Dalam kunjungan tersebut rombongan Komisi VIII DPR akan menggelar pertemuan dengan parlemen China dan Australia. Membahas utamanya terkait regulasi dan jaminan bagi fakir miskin di China dan Australia.

"Lebih pada mungkin regulasi suatu pemerintah negara terkait dengan penanganan fakir miskin. Golnya adalah mencari hal-hal yang bisa dikorelasikan untuk merumuskan RUU ini," ujar anggota Komisi VIII DPR Arwani Thomafi kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/4/2011).

Sepulang dari China dan Australia, DPR akan menyelesaikan RUU Fakir Miskin. Diharapkan UU ini mampu mendorong pemerintah memperhatikan nasib fakir miskin.

"Kalau itu jawabannya adalah tanggungjawab negara. Prinsipnya negara itu adalah tanggung jawab dalam melakukan upaya pengentasan kemiskinan. Namun upaya pemerintah di beberapa lembaga ada banyak anggaran sosial juga terkait fakir miskin pada akhirnya tidak fokus. Diharapkan dengan regulasi ini bisa lebih fokus," jelasnya.

FITRA merilis data, kunjungan Komisi VIII DPR ke China 17-24 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 668.730.500. Sementara kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia menghabiskan anggaran Rp 811.800.250.

Daftar kunjungan kerja empat alat kelengkapan DPR selama masa reses DPR 8 April hingga 8 Mei 2011 yang diolah oleh Seknas FITRA dari RK dan Dipa DPR tahun 2011 yang mengikuti standar Kemenkeu no. 100/PMK.02/2011 adalah sebagai berikut:

1. Kunjungan Komisi I DPR ke Amerika Serikat 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.405.548.500
2. Kunjungan Komisi I DPR ke Turki 16 –22 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 879.908.000
3. Kunjungan Komisi I DPR ke Rusia menghabiskan anggaran Rp 1.286.713.750
4. Kunjungan Komisi I DPR ke Prancis menghabiskan anggaran Rp 944.593.250
5. Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol menghabiskan anggaran Rp 1.201.826.500
6. Kunjungan Komisi X DPR ke Spanyol 24 – 30 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.320.374.500
7. Kunjungan Komisi X DPR ke China menghabiskan anggaran Rp 668.730.500
8. Kunjungan Komisi VIII DPR ke China 17-24 April 2011 menghabiskan anggaran Rp 668.730.500
9. Kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia menghabiskan aggaran Rp 811.800.250
10. Kunjungan BURT DPR ke Inggris� 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp 1.574.638.500
11. Kunjungan BURT DPR ke Amerika Serikat menghabiskan aggaran Rp 1.966.986.500

Total anggaran yang digunakan kunjungan kerja DPR selama masa reses (8 April-8 Mei 2011) adalah Rp 12.730.087.250.

Manajemen Waktu

Suatu hari, seorang ahli ‘Manajemen Waktu’ berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.
Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya: ” Apakah toples ini sudah penuh?” Semua siswanya serentak menjawab, “Sudah!” Kemudian dia berkata, “Benarkah?”Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil.
Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang -guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.
Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi: “Apakah toples ini sudah penuh?” Kali ini para siswanya hanya tertegun,”Mungkin belum!”, salah satu dari siswanya menjawab. “Bagus!” jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” “Belum!” serentak para siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata, “Bagus!”
Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya: “Apakah maksud dari ilustrasi ini?”
Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!” “Bukan!”, jawab si ahli, “Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI ANDA MASUKKAN, MAKA ANDA TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.
“Apakah batu-batu besar dalam hidup anda? Mungkin anak-anak anda, suami/istri anda, orang-orang yang anda sayangi, persahabatan anda, kesehatan anda, mimpi-mimpi atau visi-visi anda. Hal-hal yg anda anggap paling berharga dalam hidup anda.
Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau anda tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika anda mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktu anda, maka anda hanya memenuhi hidup anda dengan hal-hal yang kecil, anda tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidup Anda”.
Selamat mengisi hidup…………….

Rahasia Sukses Bisnis Orang Cina

KERJA KERAS ibarat kata keramat yang mendorong pedagang Cina berhasil dalam bisnisnya… “Jika dahulu bapaknya berjualan air di pinggir jalan, anaknya akan membuka restoran dan barangkali cucunya akan mendirikan pabrik yang memproduksi air dalam kemasan.”
Rahasia Sukses Bisnis Orang CinaOrang Cina cenderung memilih berdagang karena bidang ini tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat. Selain bebas, kegiatan perdagangan juga menyediakan ruang yang luas bagi seseorang untuk mengembangkan kemampuannya. Perdagangan orang Cina tidak banyak formalitas dan birokrasi. Mereka berusaha menjadikan kegiatan dagang ini semudah mungkin.
“Jika kita sama rajinnya dengan orang-orang di Barat, kita tidak akan dapat menyaingi mereka,” kata Kim Woo Choong. Jika ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan, kecuali bekerja dengan lebih keras dan rajin. Persepsi orang Cina pada perdagangan adalah positif. Dunia dagang adalah dunia yang menjanjikan kesenangan, kemewahan, dan kebahagiaan.
Pedagang yang jatuh akan merasa sakit, tetapi rasa sakit itulah yang membuatnya bangkit kembali. Berdagang dapat dijadikan sebagai hobi, tetapi bukan untuk mengisi waktu luang. Keuntungan yang diperoleh tidak dibelanjakan. Keuntungan tersebut digunakan untuk menambah modal kerja dan melakukan investasi. Uang digunakan untuk menghasilkan uang.
Pedagang Cina membolehkan terjadinya tawar-menawar. Meskipun proses ini memakan waktu dan mengurangi keuntungan, hal ini dapat menggembirakan hati pelanggan. Pantang mengeluh di hadapan pelanggan, apalagi menunjukkan emosi negatif. Bersikap terbuka dan berlapang dada apabila menghadapi situasi sulit, dan tetap fokus mencari jalan keluar.
Sekedar pintar berdagang tidak memberikan hasil yang maksimal. Harus didukung dengan sikap agresif, proaktif, berani, tahan banting, semangat tinggi, dan rela berjuang untuk merebut segala peluang yang ada. Orang Cina rela bangun dini hari dan terus bekerja sampai malam hari. Apabila orang Cina mengatakan akan berdagang mereka biasanya tidak akan berpikir panjang untuk menindaklanjuti. Pengalaman dan kemahiran tidak penting karena hal itu dapat dipelajari kemudian.
Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya. Sebaliknya akan membuatnya semakin gigih. Kegagalan kedua dijadikannya pelajaran. Kegagalan ketiga menjadikannya lebih bijak. Kegagalan berikutnya menguji kesabaran dan ketabahannya. Apabila melibatkan diri dalam kegiatan perdagangan, kita harus menetapkan tujuan atau target untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang.

Sabtu, 04 Agustus 2012

PENDIDIKAN SEKSUAL

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik.
Drs. Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama
Secara umum, dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang disengaja dan dilakukan dengan sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian anak dala ranga mempersiapkan mereka menjadi anggota di masyarakatnya dengan kepribadian yang matang.
Sedangkan istilah seks dalam pengertian sempit berarti kelamin. Menurut J.S. Tukan seksual itu terdiri dari aspek metal, fisik, emosional dan psikologis dalam bentuk badaniah, dalam artian bahwa apa saja yang dilakukan sepanjang hari memiliki corak seks karena seks merupakan keseluruhan dari kepribadian pria ataupun wanita shingga seks tidak hanya berarti organ-organ genital.
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)
Pengertian seksual di sini ditanggapi dalam arti yang seluas-luasnya dan umum sifatnya. Pengertian tidak terbatas pada masalah reproduksi, regenerasi, perkembangan jenis dalam pengertian biologis dan eksistansi spesiesnya, dan dikatakan umum karena menyangkut banyak hal mengenai proses dan perilakunya dalam pergaulan.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk manusia-manusia dewasa yang dapat menjalanan kehidupan yang bahagia, dapat mempergunakan fungsi seksnya erta bertanggungjawab baikdari segi inividu, sosial maupun agama.

PERILAKU SEKSUAL REMAJA

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.
Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :
1. Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
2. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
3. Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.
     Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.

Senin, 30 Juli 2012

Remaja Versus Seks

Masa remaja merupakan masa yang paling indah dan masa peralihan atau masa transisi dimana pada masa ini adalah masa perubahan dari anak menjadi dewasa. Karakternyapun masih labil dan belum bisa mengendalikan emosi. Generasi muda negara adalah para remaja yang akan menjadi penerus bangsa nantinya. Namun hal tersebut sulit untuk ditanyakan lagi.

Berbicara tentang remaja, tidak luput dengan istilah seks. Tak ada yang tidak mengetahui apa itu seks. Seks bebas yang kini sering melanda moral-moral bangsa melalui kalangan remaja sering dijumpa. Di koran, majalah, berita di televisi seakan-akan tak pernah bosan untuk membicarakan penyimpangan yang terjadi pada sekarang ini.

Tak ada yang tidak mengenal dengan istilah seks, istilah tersebut seakan sudah mendunia di kalangan remaja masa kini. Pengaruh-pengaruh luar terutama pengaruh barat yang memperbolehkan melakukan seks sebelum nikah telah memasuki populasi Indonesia pada cela-cela remaja yang bodoh. Remaja sekarang dicap sebagai remaja bodoh dengan sikap dan pengetahuan yang dititik rendah bahkan sangat rendah. Remaja bodoh adalah seseorang yang tidak memikirkan akibat yang akan terjadi pada kegiatan yang dilakukannya. Artinya remaja tersebut seakan buta dengan apa yang dilihatnya, bahkan sesuatu yang penting untuk diketahui terutama remaja yang sangat dangkal dengan pengetahuan. Pengaruh seks bebas di kalangan remaja juga karena kurangnya perhatian orang tua dengan anaknya yang membebaskan mereka untuk menemukan jati diri mereka walaupun mereka belum pentas untuk dilepaskan dari peran orang tua. Kemudian lingkungan-lingkungan negatif seperti berteman dengan remaja yang lebih dewasa karena remaja tersebut dapat menjerumuskan anda dengan hal-hal yang negatif dan kita juga akan terpengaruhi dengan pergaulan mereka.

Pendidikan seks di sekolah pun seharusnya tidak pernah pudar dari remaja sekarang. Mereka harus mendapatkan pendidikan seks dari sekolah-sekolah dan hal tersebut sangat wajib bagi remaja sekarang. Para remaja harus menyadari apa itu sex, bagaimana sex, dan akibat seks sebelum mereka sendiri yang terjerumus ke dalam lubang hitam tersebut, kemudian dengan meningkatkan pengetahuan agama tentang seks juga akan mengurangi penyimpangan remaja sekarang. Walaupun presentasinya sangat kecil. Apalagi dizaman sekarang ini seks bebas sudah dianggap hal biasa dikalangan remaja, padahal dengan melakukan seks bebas sudah merusak nilai-nilai sosial di negara ini.

Padahal, banyak dampak yang akan kamu dapatkan kalau melakukan seks bebas, diantaranya: harga diri wanita akan direndahkan oleh laki-laki, dapat bisa terkena penyakit kelamin,bisa juga terkena penyakit AIDS atau HIV, dan yang paling parah hamil diluar nikah, sungguh itu sangat dilarang oleh agama dan merugikan diri kita sendiri. Bahkan martabatmu pun bisa dihina banyak orang.

Oleh karena itu sebelum terlanjur terjerumus di neraka dunia dengan melakukan seks lebih baik melakukan kegiatan yang membuat anda merasa sibuk sehingga pikiran untuk melakukan seks sebelum nikah pergi jauh-jauh dan kamu terbebas dari seks. Ada satu lagi pemikiran agar tidak melakukan seks bebas sebelum nikah yaitu, menghadiahkan seks pertamamu untuk pasanganmu kelak setelah menikah. Dan untuk kamu yang terlanjur melakukan hal tersebut, maka berhentilah dan terus berfikir positif serta melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

FREE SEX…………..LET’S WE AVOID.

Semoga bermaanfaat bagi yang membacanya.

Keprihatinan : Gaya Hidup “Bebas” Remaja Masa Kini (Hedonis, Rokok, Gamer, Narkoba Hingga Seks)

Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik, media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.

Setiap individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga, handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan Timur – Laut.

Teknologi + Kebebasan – Edukasi = Kehancuran

Setiap teknologi memberikan efek positif dan negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijak-positif) untuk memanfaatkan sesuatu secara selektif dan tepat guna.

Inilah titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya “racun-racun” yang diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang anak-anak kita saat ini.

Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law inforcement dari pemerintah dan aparaturnya, telah menyebabkan oknum-oknum perusak generasi muda kita “berkembang biak: secara pesat. KKN antara pihak penguasa dengan pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi media menyebabkan jutaan pemimpin masa depan Indonesia di ujung kepunahan. Sederet keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan kecanduan game on line hampir menuju budaya “gaya hidup” remaja masa kini.

Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/karakter manusia mengakibatkan kehancuran bangsa.

Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS

Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kita.

Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :

- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.

- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.

- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.

- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.

- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno.

Pengakuan Siswi SMA, Beginikah Remaja Kita?

“Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun, dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa. Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue! Waktu putus, gue nggak nyesel sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai saja! Tentang pendidikan seks, gue nggak pernah terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah, buku, atau film”

Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis bertubuh mungil ini menceritakan pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus melakukan apa supaya hubungan seks pranikah itu tidak membuatnya hamil.

Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. ”Gue nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja yang punya pengalaman sama,” katanya sambil memilin-milin rambutnya.

Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan uang atau barang berharga, seperti telepon seluler model terbaru, jam tangan bermerek, baju, sepatu, tas, dan sebagainya. ”Bukan profesi sih, cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya. Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama pacar dan bukan demi duit,” sergahnya.

Biarkan atau Bertindak?

Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root value) budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang menimpa generasi muda saat ini, harus dibina dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang memiliki moralitas yang tinggi untuk membangun bangsa dan negaranya.

Semua pihak haruslah merasa bertanggung jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh).

Hal-hal yang harusnya dilakukan:

- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.

- Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan Anak

- Menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling Banyak diakses di Indonesia

- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif.

- Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan peredaran rokok.

- Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba.

- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).